Bagi kita yang sudah terbiasa menggunakan komputer yang berbasis grafis semestinya sudah terbiasa dengan menggunakan cara 'cut' dan 'paste'. Cara ini menggunakan metafora konvensional yang berbasiskan media kertas. Kita gunting dan tempel.
Saat ini ada penelitian baru dengan metafora baru, yaitu kita ambil (pick) dan letakkan (drop). Cara ini dapat dilakukan antar alat (devices). Misalnya, saya bisa mengambil (pick) sebuah berkas di PDA saya dengan menggunakan sebuah digital pen khusus kemudian saya letakkan (drop) di layar notebook anda. Maka berkas tersebut sudah ter-copy ke notebook anda. Intuitif bukan? Kalau dengan metoda lama, kita harus melakukan proses tersebut dari sebuah device. Misalnya, PDA saya harus disambungkan ke notebook anda, kemudian dijalankan file sharing (atau PDA saya kemudian muncul sebagai disk di notebook anda), baru kemudian berkas dari PDA saya bisa di-copy ke notebook anda. Ribet betul.
Cara baru ini menggunakan digital pen khusus yang dikenali oleh beberapa devices. Masih belum jelas mekanisme komunikasinya, apakah dengan menggunakan protokol wireless yang sudah ada (bluetooth, misalnya) atau protokol baru. Sony sebagai motor dari penelitian ini masih mengembangkan teknologi ini.
Cara baru, pick and drop, ini diperkirakan akan banyak digunakan di kemudian hari mengingat semakin banyak perangkat digital yang digunakan orang. Cara ini juga akan membuka aplikasi-aplikasi baru. Saya sudah terbayang, untuk mengambil sebuah berkas dari notebook anda tidak perlu lagi saya pasangkan USB flash disk saya ke port USB di notebook anda. Cukup saya pick berkas yang saya inginkan dengan flash disk saya (yang mungkin bentuknya seperti digital pen). Ruarrrr biasa ...
Nah, sekarang tinggal menunggu killer application dari cara baru ini.
Bacaan tentang pick and drop ini bisa dilihat di sini:
- Artikel di BBC News
- Jun Rekimoto, pimpinan penelitian ini di Sony CSL.
- Artikel di Slashdot