Oleh: Wicak Hidayat,spesial untuk TechnoMedia
Coba ingat, tahun 2003 lalu dunia internet diserbu oleh virus dan worm
dalam jumlah besar. Akibatnya, perusahaan-perusahaan di dunia merugi jutaan dolar.
Energi dan waktu tersedot untuk membersihkan komputer dari infeksi.
Beberapa nama ini, tentu masih cukup segar dalam ingatan: MSBlaster, Slammer dan Keluarga Besar SoBig.
Ini yang tidak dilihat orang di permukaan. Worm, virus dan program
jahat lainnya hanyalah barisan kata-kata. Kok bisa?
Sederhananya begini: Virus, worm de el el adalah program komputer.
Setiap program komputer disusun oleh kode sumber, kode sumber tersebut adalah kata-kata. Seperti puisi, kata-kata ini tidak mudah dimengerti awam
tetapi tetap mampu dikenali sebagai kata-kata.
Bagi komputer, kata-kata itu lebih tidak dimengerti lagi. Mesin ini
hanya bisa membaca digit, pulsa-pulsa elektronik yang mewakili 'nol' dan 'satu'. Kata-kata itu hanya mampu dibaca oleh sebuah penerjemah bernama compiler yang menyusun kata-kata itu dalam bahasa yang mudah dimengerti komputer.
Konsepnya sederhana, seperti seorang tamu negara dari negeri asing yang
berbicara lewat penerjemah. Tapi efeknya dahsyat! Kata-kata itu hidup
dan menghidupkan mesin bodoh bernama komputer.
Di tangan pembuat virus/worm, kata-kata itu lebih dahsyat lagi. Karena
dunia saat ini sudah sedemikian ruwetnya tercampur oleh komputer. Seperti pensil dan kertas, komputer hadir ditengah peradaban umat manusia dan menyatu tanpa malu-malu. Komputer sudah semakin diandalkan oleh umat manusia dalam menjalankan kerja sehari-hari mereka.
Dalam keadaan itu, barisan kata-kata pembuat virus mampu meruntuhkan
infrastruktur Teknologi Informasi: mengganggu jadwal penerbangan,
mengusik telepon darurat 911 yang kesohor di Amerika Serikat, bahkan membantai beberapa jaringan telepon. Dan, yang paling mengerikan, kata-kata yang hidup itu mampu merusak ATM
Bayangkan! Virus, worm, trojan dan program jahat lainnya, mereka
hanyalah produk kata-kata. Namun seperti kata pepatah tua: kata-kata dapat lebih tajam dari pedang